Saturday, November 3, 2012

Sekolah dari Tuhan buat Sita

Siang ini aku dan suami mengajak si kecil mendatangi open house kindergarten baru di seberang rumah. 
Tunas Canggih namanya. 
Letaknya di seberang rumah.
Bangunannya baru saja direnovasi dengan gaya post modern yang penuh warna warni ceria. 
Sebuah sekolah swasta untuk anak usia 3 - 6 tahun yang dilengkapi dengan laboratorium science, dapur ukuran anak-anak untuk belajar  memasak, laboratorium matematika, laboratorium komputer, serta permainan outdoor terbaru. 
Aku sungguh terkagum melihat alat bantu belajar, alat peraga, projector tiga dimensi, komputer teranyar serta permainan terlengkap dan tak lupa perpustakaan yang penuh dengan buku warna-warni.
Buah hatiku langsung merasa nyaman dan asyik bermain ditemani guru pendamping yang sedang bertugas.
Ruangan belajar yang sangat ramah anak, tidak kalah dengan guru yang bertugas serta konsultan yang mendampingiku memberi informasi lengkap mengenai sekolah dan fasilitasnya.
Tak lama kemudian anakku sudah sibuk bermain di kolam menangkap ikan emas mungil yang menjadi buah tangan bagi setiap tamu yang datang.
Hmmmm...nanti malam kita beli aquarium baru ya nak, dan kamu akan belajar bagaimana caranya memelihara ikan di rumah.
Sejenak Mrs. Ang dan aku berbagi kisah.
Betapa aku dan anakku telah berjuang mencari sekolah.
Setiap malam anakku berdoa.
Setiap kami pergi ke gereja anakku selalu minta berdoa di altar. 
Kira-kira seperti ini percakapan antara anakku dengan Bapa di surga

....................................................................................................................................................


sita's morning prayer at the chapel

 

 

 

pagi ini sita protes sama bapak, " bapak ga boyeh kerja, cita aja yang cekoyah, bapak di yumah !" bicara nya tegas. akhirnya pagi ini antar bapak ke kantor trus sita dan ibu lanjut hunting sekolah. sebelum keliling cari sekolah mampir doa di kapel dulu. seperti biasa si eneng sita curhat, " Tuhan Yecuuus, Cita mau cekoyah. toyooooong yaaaaa cayiin cekoyah yang guyu (guru) nya banak banak (banyak) yang cekoyahnya nda dikunci bial (biar) Cita boyeh macuuuuk....he eeeeeh....#mikir sejenak, trus lanjut lagi # minta duit yang banaaaak buat cita cekoyaaah (sambil tangan dilur ke atas seolah minta sesuatu) tyus tangan cita bentol bentoool...toyong dicembuhin yaaaa kacih pyestey (plester) heee eeeeh....mmmmmm....sita mau maem duyu ya cama ibu. dadaaaah. mmmmuach (sambil kiss bye) trus bikin tanda salib lalu pulang


 ...........................................................................................................................................................




Aku sungguh terharu mengingatnya. '
Setiap kali kami hendak berburu mencari sekolah untuk si kecil, kami selalu mnyempatkan diri untuk mampir ke Gereja Cathedral St. Joseph di pusat kota. 
Dan tiap kali pula kami pulang dengan tangan hampa.
Sita terlalu muda usianya, atau sekolah sudah tidak menerima murid baru.
Ada juga yang menolak karena Sita tidak mampu berbahasa Mandarin, sementara bahasa pengantar di sekolah tersebut berbahasa Mandarin dan English.
Gegar budaya, gegar bahasa juga rupanya.
Sampai suatu hari kami melihat papan pengumuman dan poster di depan jalan," Opening soon, kindergarten."
Wow, inikah rencana Tuhan buat kami sekeluarga?
Di seberang rumah ?
Too good to be true.
Apa sekolah itu akan menerima Sita dengan segala kondisinya?
"Come on, Whied. Why are you always questioning God's plan for you and your family, " hati kecilku berkata.
Okey God, aku beriman, dan saat ini Engkau sedang bekerja mengatur segalanya.
Setiap hari Sita selalu rajin menanyakan kapan sekolah akan selesai dibangun.
Aku pun selalu setia mengajaknya berjalan ke seberang untuk melihat progress pembangunan sekolah itu.
" Melihat pak Tukang," ujar Sita dengan wajah ceria.
Dan siang ini, semua rasa ingin tahu itu terjawab.
Ya, mereka mau menerima Sita.
Kami pun bisa segera mendaftar dan mendapat diskon yang cukup besar.
Duh, matur sembah nuwun Gusti.
Dana kami cukup untuk membiayai sekolah Sita.
Engkau yang memelihara kami dengan cara Mu yang luar biasa. 
Dan aku tersenyum kecil saat Sita berkata , " Teyima kacih Yecuuuus, teyima kacih Pak Tukang.."

Nak, doamu sudah dijawab Tuhan ya :-)

No comments:

Post a Comment