Wednesday, October 31, 2012

pejuang bernama Rahman

Namanya Rahman. Asalnya dari Gresik. 
Sudah tahunan merantau ke negara asing. 
Seorang diri. 
Guratan lelah tampak jelas menoreh di wajah, 
gambaran kerasnya kehidupan.
Jumpa pertama kami sebulan yang lalu.
Saat dia menekan bel pintu,
 tawarkan jasanya memotong rumput.
Sejak saat itu ia selalu kembali. 
 Ditemani sepeda tua,
yang tak kalah usang dengan baju kebesarannya. 
Dalam diam, hatiku menangis memandangnya.
 Suamiku selalu mengajaknya berbincang walau sejenak.
 Berbagi hati tiada merugi.
Meski Rahman tak pernah mengeluh,
tapi aku tak mampu menahan trenyuh.
Sementara aku menyiapkan sedikit bekal makan dan minum,
untuk dibawanya pulang.
Tetaplah semangat, teman.
Perjuanganmu berharga di mata Tuhan.
Sang Khalik tiada memandang harta apalagi jabatan.
Setiap curahan keringat dan tetes airmatamu, 
Tuhan tampung dalam genggaman.
Dan saya menghormatimu sebagai pejuang.
Terima kasih menjadi teladan.

No comments:

Post a Comment